🖋️ Cerita Pendek: Kura-Kura Ngabers
Kenalin, aku Kuro.
Kura-kura asli kota, bukan yang hidup di empang pinggir desa. Tempat tinggalku? Sebuah rumah modern milik anak muda yang kerja di dunia kreatif dan doyan gonta-ganti outfit. Maka, secara tidak langsung… aku jadi ikut ngabers.
Setiap pagi aku bangun jam sepuluh, sarapan buah naga potong, dan langsung buka lemari mini pribadi (buatan manusia, tentu). Isinya: topi bucket, kacamata retro, hoodie mini, dan sepatu karet yang sebenernya cuma pajangan.
Aku tahu aku lambat. Tapi siapa bilang lambat itu nggak bisa keren?
🧢 Jalan Santai Ala Fashion Week
Biasanya, sore hari aku jalan-jalan di teras rumah. Pelan, penuh gaya, sambil sesekali menatap langit seperti lagi galauin masa depan.
Para hewan tetangga selalu ngintip dari pagar.
- Si Kucing: “Buset tuh kura-kura pake hoodie Supreme KW… tapi cocok sih.”
 - Si Anjing: “Gue udah lari 5 putaran, dia baru jalan 3 langkah, tapi semua mata ke dia.”
 
Yes, aku mencuri perhatian.
Karena fashion bukan soal kecepatan. Tapi ekspresi diri.
🐢 Ngabers Sampai Ke Tempurung
Suatu hari, manusia pemilikku iseng ngecat tempurungku pakai cat air (tenang, non-toxic). Hasilnya? Tempurungku jadi seperti mural jalanan.
Aku tampil di Instagram Story-nya.
Hasilnya? Viral.
Follower-ku naik dari 0 jadi 3. Dua di antaranya akun fake. Satunya lagi… akun kucing persia tetangga.
Tapi aku tetap senang.
Dunia akhirnya melihat bahwa kura-kura juga bisa jadi ikon gaya.
🎤 Filosofi Ngabers: Pelan Bukan Berarti Ketinggalan
Aku tahu dunia ini cepat.
Manusia sibuk ngejar target, hewan-hewan lain juga saling adu kecepatan.
Tapi aku, Kuro, percaya satu hal:
Kadang yang lambat itu justru lebih terlihat.
Ketika semua lari, aku diam dan melangkah dengan gaya.
Dan entah kenapa, dunia memberi jalan.