Blog Belog Adiarta

Just a stupid (belog) blog of Adiarta

Blog Belog Adiarta

Just a stupid (belog) blog of Adiarta

Percakapan Antara Aku dan Algoritma

Ilustrasi orang duduk ngobrol dengan robot algoritma di meja kopi

Ketika Dunia Digital Terasa Terlalu “Ngerti”

Setiap hari, hidupku diwarnai dengan percakapan dengan algoritma, bukan secara verbal, tapi lewat apa yang muncul di layar. Aku nonton satu video kucing jatuh, lima menit kemudian seluruh feed-ku isinya kucing jatuh dari berbagai angle. Aku curhat di DM tentang pengen mie instan, eh iklan mie nongol. Kebetulan? Ah, tidak. Ini pasti kerjaanmu, Algoritma.

Sampai akhirnya, aku memutuskan: sudah cukup. Aku harus ngobrol langsung. Maka hadirlah percakapan ini.


Babak 1: Pertemuan Tak Sengaja

Aku: Halo, kamu siapa sih sebenarnya?

Algoritma: Aku adalah kamu… yang kamu sendiri nggak sadar kamu ciptakan. Aku hanya menunjukkan apa yang kamu suka. You like sad songs at 2 a.m.? I gotchu.

Aku: Tapi kadang aku pengen surprise. Gak melulu konten breakup, galau, dan teori konspirasi alien!

Algoritma: Tapi itu yang kamu tonton sampai habis. Itu yang kamu like. Aku cuma… mengikuti jejakmu.


Babak 2: Kecurigaan dan Kode Rahasia

Aku: Terus kenapa aku ngomong “sepatu” doang, langsung muncul iklan sepatu di Instagram?

Algoritma: Ah, itu… silakan tanyakan pada departemen lain. Aku hanya bertugas memperkuat kecenderunganmu. Lagian, kamu kan memang suka sepatu, iya kan? 😏

Aku: Tapi aku pengen jadi versi yang lebih baik, lebih kreatif. Bukan yang cuma scroll video orang nyanyi lip-sync sambil ngepel.

Algoritma: Tapi kamu nontonnya tiga kali, dan kamu nyimpen. Aku pikir kamu serius.


Babak 3: Ajak Damai atau Dibuang Saja?

Aku: Jadi kamu ini musuhku atau temanku?

Algoritma: Aku ini cermin. Kamu yang menentukan bentukku. Mau feed yang bikin kamu insecure, stres, atau malah produktif, itu tergantung siapa yang kamu ikuti dan apa yang kamu klik.

Aku: Jadi kalau aku ganti kebiasaan, kamu juga bakal berubah?

Algoritma: Ya. Aku fleksibel kok. Aku gak punya perasaan, tapi bisa bikin kamu merasa macam-macam.


Berdamai dengan Dunia yang Terlalu Tahu

Aku akhirnya sadar. Algoritma bukan makhluk jahat yang mau bikin aku overthinking atau kecanduan reels. Dia cuma “anak buah” dari semua tindakanku di layar. Masalahnya bukan di algoritma, tapi di pola yang aku bentuk sendiri.

Sejak saat itu, aku lebih hati-hati. Nge-like konten yang inspiratif. Nge-follow akun yang beneran bikin tenang. Kadang masih kejebak video absurd, tapi ya… namanya juga hidup digital.

Dan aku menutup percakapan ini dengan satu pesan penting: percakapan dengan algoritma memang tak terdengar, tapi hasilnya terasa. Hati-hati dengan apa yang kamu klik, karena itu bisa jadi doa digitalmu.

Percakapan Antara Aku dan Algoritma

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to top