🐱 Cerita Pendek: Si Kucing Kos-Kosan
Di sebuah gang kecil yang penuh dengan kos-kosan mahasiswa, ada seekor kucing yang bukan sembarang kucing. Namanya: Cimot. Bulu belang tiga, ekspresi judes, dan jalan dengan dagu terangkat seperti juragan tanah yang baru balik dari keliling proyek.
Cimot tinggal di lantai dua, tepat di depan kamar yang dulunya dihuni kakak tingkat jurusan Teknik Sipil—yang sekarang sudah lulus dan sukses, katanya. Tapi Cimot nggak peduli. Ia merasa kamarnya adalah basecamp, markas utama dari seluruh operasi pengawasan kos-kosan.
Setiap ada penghuni baru naik tangga, Cimot akan duduk di anak tangga terakhir, seperti satpam spiritual. Matanya tajam menilai. Apakah penghuni baru ini tipe yang sering pulang malam? Tukang buang bungkus mie sembarangan? Atau yang suka kasih snack ikan kering tiap malam?
Kalau Cimot merasa cocok, dia akan membiarkanmu lewat tanpa drama. Tapi kalau dia merasa “aura kamu mengganggu ketenangannya,” siap-siap saja.
🌪️ Operasi Pengusiran Misterius
Suatu malam, Dito—anak baru kosan—pulang agak malam dengan bungkusan nasi goreng dan aroma kecap manis menyengat. Cimot, yang sedang meditasi di depan kamar, tiba-tiba berdiri, jalan pelan… lalu meong di volume 120 desibel.
“WOI! Ampun, Mot!” jerit Dito, hampir menjatuhkan nasi gorengnya.
Cimot tidak menyerang. Tapi menatap tajam, lalu masuk ke kamar yang kosong sebelah kamar Dito. Sejak itu, Dito sering “disambangi” Cimot tiap malam, duduk di depan kamarnya tanpa suara, seperti jin penghuni pohon beringin.
🎓 Mentor Spiritual Mahasiswa Galau
Namun di balik kelakuannya yang kadang bikin jantung copot, Cimot punya sisi bijak. Mahasiswa-mahasiswa yang patah hati, skripsi buntu, atau baru habis dimarahi dosen sering curhat ke Cimot sambil duduk di tangga. Ia tidak pernah memotong pembicaraan. Hanya duduk, mengeong sekali dua kali, lalu tidur.
“Aneh, tapi lega,” kata Mira, mahasiswa Psikologi. “Kayak didengerin tanpa dihakimi.”
👑 Kucing, Tapi Raja
Cimot bukan kucing biasa. Ia penguasa, konselor, satpam, sekaligus ikon kosan yang tak tergantikan. Kadang ngeselin, kadang menyentuh hati. Tapi semua sepakat: kalau suatu hari Cimot hilang, kosan ini bakal terasa kosong.
Dan entah kenapa, semua penghuni baru yang “ditolak” Cimot… biasanya keluar dari kosan dalam seminggu. Coincidence? Atau… Cimot memang pemilik sah kosan ini?
Kami sih percaya: jangan pernah meremehkan seekor kucing kos-kosan.